Thursday, September 22, 2011

MERAWAT BUMI DEMI MASA DEPAN

Bumi kita terletak di urutan ketiga, sebuah planet yang paling dekat dengan matahari dalam sistem tata surya,  planet bumi terus menuai usianya. Seiring dengan pertumbuhanya usia, beban yang harus ditanggung bumi juga terus bertambah. Menurut data yang di keluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bumi kini dihuni lebih dari 7 milyar penduduk. dan 45 tahun kemundian, pada tahun 2050, PBB memperkirakan jumlah penduduk akan melampaui 9 milyar. Bisa kita bayangkan betapa planet bumi, yang di perkirakan para ilmuwan sudah berusia lebih dari 4,5 milyar tahun ini, harus menghadapi tantangan yang teramat berat. Bagaimana isi bumi mampu mencukupi kebutuhan perut 9 milyar manusia, dan bagaimana bumi bisa menyediakan tempat berteduh bagi 9 milyar manusia. Dan sebuah laporan baru menyerukan pengelolaan air dan pangan yang lebih baik karena pertumbuhan populasi dunia telah menekan sumber daya alam. Laporan PBB yang dirilis 19/09/2011 Senin itu mengatakan lebih dari 1,5 miliar orang kini hidup di kawasan yang langka air. Namun, kata laporan itu, jika jumlah manusia meningkat dari jumlah sekarang, yakni tujuh miliar, ke sedikitnya sembilan miliar, sebagaimana diperkirakan akan terjadi pada tahun 2050, lebih banyak orang akan kekurangan air dan pangan. dan kita sebagai manusia yang bijaksana seharusnya menjadi pertanyaan sederhana bagi kita semua unutk segera merenungkan dan bertindak.
Di tahun 2011 ini saja, bumi terlihat sudah sangat kewalahan dengan tingkah laku 7 milyar penduduknya. Demi memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, bumi harus rela berkorban, terus dieksplotasi hingga jauh di atas batas kemampuannya. Hutan terus di tebang hingga areanya terus meyempit. Rawa dan pantai terus di reklamasi untuk mencukupi kebutuhan pemukiman. Penggunaan teknologi dan bahan bakar yang tidak bersahabat dengan bumi terus mencemari udara yang di hirup manusia. Umat manusia pun terus berlomba, kerap dengan kekerasan dan mengorbankan sesamanya demi memenuhi hasratnya. Haruskah manusia terus menguras kekayaan bumi dengan seenaknya? Haruskah manusia terus menyakiti sesama manusia agar dapat memperoleh hak menguras bumi yang lebih luas? Haruskah gaya hidup yang menghancurkan ini terus berlanjut?

No comments:

Post a Comment